Narasumber: Edy Firmansyah merupakan redakdur manifesco.com, pengarang dan pernah menjadi jurnalis Jawa Pos
IAIN Madura, LPM Activita– Unit Kegiatan Khusus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Activita Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura gelar First Ghatreing of Journalistic dengan tema Jurnalisme Gonzo yang beralokasikan di Manifesco Cafe Pamekasan. Sabtu (16/01/2021) kemarin.
Dalam kegiatan ini, LPM Activita yang bekerja sama dengan Komunitas Gemar Baca Manifesco mengenalkan gaya baru jurnalisme sastra kepada anggota dan kepengurusan.
Nasasumber pada acara ini merupakan mantan jurnalis Jawa Pos, Redakdur Manifesco.com dan pengarang, sebut saja namanya Edy Firmansyah yang dipandu langsung oleh Raudhatul Jannah sebagai host (Keluarga LPM Activita sekaligus duta Pemuda Kabupaten Sampang).
Moh. Farid, Pimpinan Umum LPM Activita menyampaikan, Inovasi baru harus ada di dalam ruh LPM Activita untuk mengembangkan bakat dan potensi anggota serta pengurus. “Tema pada acara kali ini merupakan hal baru diadakan oleh LPM Activita,” tuturnya.
Ia menyampaikan permintaan maaf kepada para peserta yang tidak terdaftar, karena pembatasan gerak langkah kita untuk mengadakan maupun menghadiri sebuah kegiatan. “Kami batasi hanya 70 orang karena kita masih dalam situasi wabah covid-19,” tambahnya.
Selaras dengan itu, owner Manifesco mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh LPM Activita ini. “Sudah banyak yang mengadakan kegiatan jurnalistik di kafe ini. Namun LPM Activita memberikan suasana baru dengan mengangkat tema Jurnalis Gonzo dan ini merupakan kegiatan jurnalis pertama kali yang diadakan di Manifesco,” tegasnya.
Edy Firmansyah mengawali obrolannya dengan memberikan stimulus kepada para peserta dengan mendefinisikan makna jurnalisme.
“Jurnalisme dalam konsep media, berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Sebuah seni mengumpulkan, menilai, membuat, dan menyajikan peristiwa,” ujarnya.
“Menurut Christine Othitis dalam esainya berjudul The Beginnings and Concepts of Gonzo Journalism setidaknya ada tujuh karakteristik utama mengenai jurnalisme gonzo berdasarkan bacaan Othiris atas tulisan-tulisan Hunter S. Thompson:
1. Lebih sering digunakan pada peliputan kekerasan, musik, pelecehan seksual, narkoba dan politik.
2.Selalu menggunakan kutipan dari orang-orang terkenal ataupun penulis lainnya bahkan menggunakan kalimat sendiri sebagai epigraf.
3.Merujuk pada publik figur seperti orang-orang berita (newspeople), aktor, musisi, dan politikus.
4.Cenderung untuk mengalihkan topik dari subjek atau subjek dimana penulis memulai.
5.Menggunakan kata-kata sarkas atau vulgar sebagai humor.
6.Cenderung untuk membuat kalimat mengalir seperti sastra dan malah menggunakan kreativitas yang ekstrim dalam penggunaan bahasa.
7. Selalu teliti dalam mengamati situasi,” beber mantan jurnalis Jawa Pos tersebut.
Penggunaan Jurnalis Gonzo ini sangat jarang digunakan di negara kita sendiri. “Di Indonesia amat jarang jurnalis yang memakai gaya gonzo untuk teknik penulisan liputannya. Barangkali yang terdekat dari laporan jurnalistik bergaya gonzo adalah buku “Meraba Indonesia” karya Farid Gaban (eks. Jurnalis Republika) dan Ahmad Yunus, tegas edy. Sem