Empat Ormawa STAIN Pamekasan Nihil Fasilitas
Perbesar
STAIN Pamekasan- Semenjak dilanktik beberapa lalu, empat Organisasi Mahasiswa (ormawa) di STAIN Pamekasan tak pernah diberi fasilitas. Mulai dari peralatan seperti komputer, printer bahkan kantor pun tak disediakan. Untuk memuluskan program kerjanya, mereka (empat Ormawa) terpaksa menummpang pada Ormawa yang lain. Empat ormawa tersebut meliputi Himipunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisis Islam (HMJ EBIS), Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen Pendidikan Islam, HIMA Hukum Ekonomi Syariah, HIMA Ekonomi Syariah.
Abd aziz ketua umum HMJ EBIS mengatakan, pihaknya sangat menginginkan untuk segera difasilitasi. Baik kantor, perlengkapan seperti komputer maupun printer dan lain-lain. Karena fasilitas tersebut merupakan penunjang kinerja kepengurusan. “Yang mana Ormawa baru harus menunjukkan stamina baru dan program-program baru, yang notabene juga membutuhkan kelengkapan,” ujarnya. Untuk menjalankan agenda pertamanya, tutur Aziz, pihaknya mengerjakan dokumen seperti proposal dan lain-lain masih ke warnet, juga ada simpatisan yang merelakan laptopnya dan ada ormawa yang memberikan pinjaman kepada pihak EBIS.
“Dengan dilantiknya ketua dan pimpinan baru STAIN Pamekasan bisa memberikan fasilitas yang Ormawa butuhkan. Kami menginginkan untuk bulan ini, sudah disiapkan. Kami menginginkan ruangan yang tidak ditempati, karena di STAIN ini ada beberapa tempat yang tidak digunakan sebagai kantor sementara. Dan kami mohon kepada ketua yang baru, untuk melihat dan menginstruksikan kepada WAKA II untuk melihat Ormawa yang belum mempunyai kantor, karena ini menunjang kinerja dari beberapa agenda dari kepengurusan,” ungkap Aziz tegas.
Imam Basofi selaku sekretaris HIMA MPI mengaku, pihaknya kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan HIMA MPI ini karena tidak adanya kantor. Ia menilai, kantor itu sangat mendukung terhadap HIMA MPI dalam menjalankan kinerjanya. “Tapi kami di HIMA MPI tidak putus asa meskipun kita tidak memiliki kantor, kita tetap bersikukuh melakukan pekerjaan yang sudah diagendakan dengan maksimal,” ujarnya optimis.
Selama ini pihak HIMA MPI, lanjut Imam, sudah melakukan beberapa agenda seperti Training Leadership dan pelatihan pengurus walaupun kurang fasilitas dari pihak kampus. Ia berharap, pimpinan kampus untuk segera menindaklanjuti pembangunan ini. Karena Ormawa membutuhkan dukungan fasilitas. Baik dari kantor dan hal yang lainnya yang dapat mendukung kinerjanya.
Tidak jauh berbeda dengan Imam Basofi, Mahrus Ali, ketua umum HIMA ES mengatakan, pihaknya kecewa kepada pimpinan khususnya pada bagian pengadaan dan juga kemahasiswaan. Karena ketika pihaknya menghubungi pimpinan bahkan ketika masuk secara persuasif khususnya HIMA ES itu tidak ada kejelasan. “Mereka cuma menjanjikan saja pengalokasian kantor sementara tapi itu tetap tidak jelas. Kekecawaan saya karena mulai dari sekarang ini sudah sekian lamanya kami menjalani kewajiban saya sebagai ketua bahkan kami sudah mengadakan acara sakral itu masih tidak jelas. Tolong kepada pimpinan, khususnya WAKA 2 bagimana solusi yang terbaik untuk kita,” pinta mahrus.
Mahrus menegaskan, pihaknya akan menuggu satu minggu kedepan. Ketika satu minggu ini tidak ada kejelasan, pihaknya tidak tahu harus berkata apa. Apalagi sekarang ini sudah beralih kepemimpinan. Ia meminta, pimpinan untuk memperhatikan beberapa Ormawa yang tidak memiliki kantor. Karena sangat ironis sekali, mereka (empat Ormawa) dituntut untuk melaksanakan acara tapi fasilitas tidak dipenuhi. Untuk print out saja, pihkanya terpaksa harus nebengkepada Ormawa lain. Ia berharap, satu minggu kedepan pihak kampus memberi kejelasan terkait masalah ini.
Wakil Ketua II STAIN Pamekasan, Dr. Moh. Zahid, M. Ag. Mengatakan, Seharusnya memang ada fasilitas kantor bagi Ormawa-ormawa. Termasuk fasilitas yang lain yang menjadi kepentingan Ormawa. Sebagai pengambil kebijakan, utamanya dalam sarana dan prasarana, tutur Moh Zahid, pihaknya belum tahu secara jelas. “Karena kelas kita kejar-kejaran dengan mahasiswa yang semakin banyak sementara kebutuhan kelasnya belum memadai, sehingga dana yang disediakan pemerintah nampaknya diperioritaskan untuk pemenuhan ruang kuliah. Jadi kalau kebutuhan kelas tersebut sudah dipandang cukup. Maka mungkin InsyaAllah saya yang sekarang ini saya yang sekarang ini ditunjuk sebagai pengambil kebijakan, utamanya yang berkaitan dalam pengadaan sarana dan prasarana, baru bisa berfikir lebih leluasa,” jelasnya.
Ia berharap, mudah-mudahan kedepan kebutuhan ormawa bisa terpenuhi dan pengertian dari Ormawa. Mungkin untuk sementara waktu bisa meminjam kepada HMJ-nya. “Masih ada perioritas yang lebih mendesak, seandainya dana yang ada itu melimpah mungkin bisa sama-sama diefektifkan. Untuk tahum depan Insyaallah sudah terpenuhi karena tahun depan kita akan bangun kelas Insyaallah 27 ruang. Jadi kalau itu sudah terealisasi Insya Allah sangat memadai sehingga mahasiswa kita tidak pulang sampe sore,” ungkap moh zahid setengah berjanji.
Untuk sementara waktu, ia menegaskan, Ormawa terkaitbisa memakai ruang yang ada dan bisa dipermak untuk dijadikan kantor sementara. Kalau memang itu mendesak, seharusnya dipikirkan yang representatif. Oleh karena itu, hal ini bisa dikomunikasikan karena ini berkaitan dengan anggaran, bukan hanya sekedar kebijakan. Jika tidak ada dana pembangunan tidak mungkin berjalan. Moh Zahid berjanji, pembangunan kantor HIMA akan dibangun setelah kelas yang direncanakan itu sudah terbangun. Karena kelas itu merupakan kebutuhan primer, jadi untuk sementara ormawa diminta untuk memaklumi situasi saat ini.(Bait)
Artikel ini telah dibaca 6 kali
Empat Ormawa STAIN Pamekasan Nihil Fasilitas
Perbesar
STAIN Pamekasan- Semenjak dilanktik beberapa lalu, empat Organisasi Mahasiswa (ormawa) di STAIN Pamekasan tak pernah diberi fasilitas. Mulai dari peralatan seperti komputer, printer bahkan kantor pun tak disediakan. Untuk memuluskan program kerjanya, mereka (empat Ormawa) terpaksa menummpang pada Ormawa yang lain. Empat ormawa tersebut meliputi Himipunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisis Islam (HMJ EBIS), Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen Pendidikan Islam, HIMA Hukum Ekonomi Syariah, HIMA Ekonomi Syariah.
Abd aziz ketua umum HMJ EBIS mengatakan, pihaknya sangat menginginkan untuk segera difasilitasi. Baik kantor, perlengkapan seperti komputer maupun printer dan lain-lain. Karena fasilitas tersebut merupakan penunjang kinerja kepengurusan. “Yang mana Ormawa baru harus menunjukkan stamina baru dan program-program baru, yang notabene juga membutuhkan kelengkapan,” ujarnya. Untuk menjalankan agenda pertamanya, tutur Aziz, pihaknya mengerjakan dokumen seperti proposal dan lain-lain masih ke warnet, juga ada simpatisan yang merelakan laptopnya dan ada ormawa yang memberikan pinjaman kepada pihak EBIS.
“Dengan dilantiknya ketua dan pimpinan baru STAIN Pamekasan bisa memberikan fasilitas yang Ormawa butuhkan. Kami menginginkan untuk bulan ini, sudah disiapkan. Kami menginginkan ruangan yang tidak ditempati, karena di STAIN ini ada beberapa tempat yang tidak digunakan sebagai kantor sementara. Dan kami mohon kepada ketua yang baru, untuk melihat dan menginstruksikan kepada WAKA II untuk melihat Ormawa yang belum mempunyai kantor, karena ini menunjang kinerja dari beberapa agenda dari kepengurusan,” ungkap Aziz tegas.
Imam Basofi selaku sekretaris HIMA MPI mengaku, pihaknya kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan HIMA MPI ini karena tidak adanya kantor. Ia menilai, kantor itu sangat mendukung terhadap HIMA MPI dalam menjalankan kinerjanya. “Tapi kami di HIMA MPI tidak putus asa meskipun kita tidak memiliki kantor, kita tetap bersikukuh melakukan pekerjaan yang sudah diagendakan dengan maksimal,” ujarnya optimis.
Selama ini pihak HIMA MPI, lanjut Imam, sudah melakukan beberapa agenda seperti Training Leadership dan pelatihan pengurus walaupun kurang fasilitas dari pihak kampus. Ia berharap, pimpinan kampus untuk segera menindaklanjuti pembangunan ini. Karena Ormawa membutuhkan dukungan fasilitas. Baik dari kantor dan hal yang lainnya yang dapat mendukung kinerjanya.
Tidak jauh berbeda dengan Imam Basofi, Mahrus Ali, ketua umum HIMA ES mengatakan, pihaknya kecewa kepada pimpinan khususnya pada bagian pengadaan dan juga kemahasiswaan. Karena ketika pihaknya menghubungi pimpinan bahkan ketika masuk secara persuasif khususnya HIMA ES itu tidak ada kejelasan. “Mereka cuma menjanjikan saja pengalokasian kantor sementara tapi itu tetap tidak jelas. Kekecawaan saya karena mulai dari sekarang ini sudah sekian lamanya kami menjalani kewajiban saya sebagai ketua bahkan kami sudah mengadakan acara sakral itu masih tidak jelas. Tolong kepada pimpinan, khususnya WAKA 2 bagimana solusi yang terbaik untuk kita,” pinta mahrus.
Mahrus menegaskan, pihaknya akan menuggu satu minggu kedepan. Ketika satu minggu ini tidak ada kejelasan, pihaknya tidak tahu harus berkata apa. Apalagi sekarang ini sudah beralih kepemimpinan. Ia meminta, pimpinan untuk memperhatikan beberapa Ormawa yang tidak memiliki kantor. Karena sangat ironis sekali, mereka (empat Ormawa) dituntut untuk melaksanakan acara tapi fasilitas tidak dipenuhi. Untuk print out saja, pihkanya terpaksa harus nebengkepada Ormawa lain. Ia berharap, satu minggu kedepan pihak kampus memberi kejelasan terkait masalah ini.
Wakil Ketua II STAIN Pamekasan, Dr. Moh. Zahid, M. Ag. Mengatakan, Seharusnya memang ada fasilitas kantor bagi Ormawa-ormawa. Termasuk fasilitas yang lain yang menjadi kepentingan Ormawa. Sebagai pengambil kebijakan, utamanya dalam sarana dan prasarana, tutur Moh Zahid, pihaknya belum tahu secara jelas. “Karena kelas kita kejar-kejaran dengan mahasiswa yang semakin banyak sementara kebutuhan kelasnya belum memadai, sehingga dana yang disediakan pemerintah nampaknya diperioritaskan untuk pemenuhan ruang kuliah. Jadi kalau kebutuhan kelas tersebut sudah dipandang cukup. Maka mungkin InsyaAllah saya yang sekarang ini saya yang sekarang ini ditunjuk sebagai pengambil kebijakan, utamanya yang berkaitan dalam pengadaan sarana dan prasarana, baru bisa berfikir lebih leluasa,” jelasnya.
Ia berharap, mudah-mudahan kedepan kebutuhan ormawa bisa terpenuhi dan pengertian dari Ormawa. Mungkin untuk sementara waktu bisa meminjam kepada HMJ-nya. “Masih ada perioritas yang lebih mendesak, seandainya dana yang ada itu melimpah mungkin bisa sama-sama diefektifkan. Untuk tahum depan Insyaallah sudah terpenuhi karena tahun depan kita akan bangun kelas Insyaallah 27 ruang. Jadi kalau itu sudah terealisasi Insya Allah sangat memadai sehingga mahasiswa kita tidak pulang sampe sore,” ungkap moh zahid setengah berjanji.
Untuk sementara waktu, ia menegaskan, Ormawa terkaitbisa memakai ruang yang ada dan bisa dipermak untuk dijadikan kantor sementara. Kalau memang itu mendesak, seharusnya dipikirkan yang representatif. Oleh karena itu, hal ini bisa dikomunikasikan karena ini berkaitan dengan anggaran, bukan hanya sekedar kebijakan. Jika tidak ada dana pembangunan tidak mungkin berjalan. Moh Zahid berjanji, pembangunan kantor HIMA akan dibangun setelah kelas yang direncanakan itu sudah terbangun. Karena kelas itu merupakan kebutuhan primer, jadi untuk sementara ormawa diminta untuk memaklumi situasi saat ini.(Bait)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Kabar Kampus