Demo Bisu di STAIN Pamekasan
Perbesar
Pamekasan, Rabu (30/4) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Majelis Dialektika (MEDIA) Mahasiswa melakukan aksi bisu di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Mereka menutup mulut mereka dan berjalan mengelilingi kampus dengan membawa spanduk yang berisi tuntutan mereka. Aksi tersebut dilakukan pada pukul 08.30 dan berakhir pada pukul 09.10.
Aksi bisu yang dikoordinir oleh Iqbal Bengal tersebut dilakukan karena melihat ketidakjelasan pembangunan di STAIN Pamekasan. Mereka melihat bahwa pembangunan di kampus kurang dimaksimalkan, akibatnya banyak sarana dan prasarana kampus yang tidak berfungsi dengan baik.
Ada 5 tuntutan yang mereka ajukan, diantaranya mengenai kamar mandi di gedung-gedung, kamar mandi di masjid, p[intu aula, pintu gerbang sebelah utara, dan parkiran. MEDIA Mahasiswa melihat bahwa masih banyak kamar mandi di beberapa gedung yang tidak dirawat dengan baik. Bahkan beberapa malah dialihfungsikan menjadi gudang. Lalu di masjid pun keadaan kamar mandinya tidak lebioh baik. Kondisi air yang tidak cukup untuk mahasiswa terkadang menjadi penghalang bagi mahasiswa untuk sholat di masjid. Selain itu pintu kamar mandi pria di masjid pun sudah rusak dan tidak diperbaiki. MEDIA Mahasiswa mengharapkan agar hal tersebut diperhatikan oleh pihak kampus.
Pintu Auditorium juga menjadi sasaran tuntutan mereka. Setelah kerusakan kaca pintu Auditorium, pintu tersebut dikapisi dengan kardus. MEDIA menganggap hal ini memalukan, karena sebagai Sekolah Tinggi Negeri STAIN tidak bisa memberikan pintu Auditorium yang layak. Selanjutnya, MEDIA Mahasiswa mengharap agar pintu gerbang sebelah utara bisa segera difungsikan. Jika kedua pintu gerbang difungsikan, setidaknya bisa mengurangi kemacetan di jalan umum dan semoga bisa mengurangi kecelakaan. Selain itu jumlah satpam di STAIN sudah banyak, sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak memfungsikannya.
Terakhir mengenai tempat parkir yang tidak memadai yang kemudian menjadikan tempat-tempat tertentu sebagai tempat parkir dadakan. Dan hal ini sudah berkali-kali disampaikan pada pihak terkait namuin tidak ada aksi nyata untuk solusinya.
Aksi tersebut berlangsung dengan tenang dan damai. Mahasiswa di sekitar banyak yang tertarik dan menyaksikan Media Mahasiswa menyuarakan tuntutannya melalui spanduk yang dibawa mereka. Mereka juga membuat tenda yang merupakan simbol tempat parkir yang tidak memadai. Beberapa dari mereka juga melakukan wudhu’ yang dilakukan untuk menunjukkan kondisi kamar mandi dan air di masjid.
Artikel ini telah dibaca 6 kali
Demo Bisu di STAIN Pamekasan
Perbesar
Pamekasan, Rabu (30/4) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Majelis Dialektika (MEDIA) Mahasiswa melakukan aksi bisu di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Mereka menutup mulut mereka dan berjalan mengelilingi kampus dengan membawa spanduk yang berisi tuntutan mereka. Aksi tersebut dilakukan pada pukul 08.30 dan berakhir pada pukul 09.10.
Aksi bisu yang dikoordinir oleh Iqbal Bengal tersebut dilakukan karena melihat ketidakjelasan pembangunan di STAIN Pamekasan. Mereka melihat bahwa pembangunan di kampus kurang dimaksimalkan, akibatnya banyak sarana dan prasarana kampus yang tidak berfungsi dengan baik.
Ada 5 tuntutan yang mereka ajukan, diantaranya mengenai kamar mandi di gedung-gedung, kamar mandi di masjid, p[intu aula, pintu gerbang sebelah utara, dan parkiran. MEDIA Mahasiswa melihat bahwa masih banyak kamar mandi di beberapa gedung yang tidak dirawat dengan baik. Bahkan beberapa malah dialihfungsikan menjadi gudang. Lalu di masjid pun keadaan kamar mandinya tidak lebioh baik. Kondisi air yang tidak cukup untuk mahasiswa terkadang menjadi penghalang bagi mahasiswa untuk sholat di masjid. Selain itu pintu kamar mandi pria di masjid pun sudah rusak dan tidak diperbaiki. MEDIA Mahasiswa mengharapkan agar hal tersebut diperhatikan oleh pihak kampus.
Pintu Auditorium juga menjadi sasaran tuntutan mereka. Setelah kerusakan kaca pintu Auditorium, pintu tersebut dikapisi dengan kardus. MEDIA menganggap hal ini memalukan, karena sebagai Sekolah Tinggi Negeri STAIN tidak bisa memberikan pintu Auditorium yang layak. Selanjutnya, MEDIA Mahasiswa mengharap agar pintu gerbang sebelah utara bisa segera difungsikan. Jika kedua pintu gerbang difungsikan, setidaknya bisa mengurangi kemacetan di jalan umum dan semoga bisa mengurangi kecelakaan. Selain itu jumlah satpam di STAIN sudah banyak, sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak memfungsikannya.
Terakhir mengenai tempat parkir yang tidak memadai yang kemudian menjadikan tempat-tempat tertentu sebagai tempat parkir dadakan. Dan hal ini sudah berkali-kali disampaikan pada pihak terkait namuin tidak ada aksi nyata untuk solusinya.
Aksi tersebut berlangsung dengan tenang dan damai. Mahasiswa di sekitar banyak yang tertarik dan menyaksikan Media Mahasiswa menyuarakan tuntutannya melalui spanduk yang dibawa mereka. Mereka juga membuat tenda yang merupakan simbol tempat parkir yang tidak memadai. Beberapa dari mereka juga melakukan wudhu’ yang dilakukan untuk menunjukkan kondisi kamar mandi dan air di masjid.
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus