Dema STAIN Pamekasan: Kami siap bersihkan STAIN Pamekasan dari ormas anti Pancasila dan anti NKRI
Perbesar
LPM ACTIVITA- Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, menggelar deklarasi menolak organisasi anti Pancasila, anti radikal sebagai ancama terhadap keutuhan NKRI, Minggu (14/5/2017).
Deklarasi yang digelar di gedung Multi Centre, STAIN Pamekasan, sebagai nara sumber Ketua STAIN Pamekasan, Dr Mohammad Khosim dan dosen STAIN Dr, Atiqullah dan dihadiri puluhan mahasiswa STAIN Pamekasan.
Dalam deklarasi itu, Presiden Mahasiswa (Presma) STAIN Pamekasan, Lian Fawahan, membacakan rekomendasinya, di antara isinya yakni, menindaklanjuti piagam Sunan Ampel, 8 April 2017, maka Dema STAIN Pamekasan, melarang berbagai bentuk kegiatan, yang berpaham anti Pancasila dan anti NKRI di perguruan tinggi keagamaan Islam persemakmuran Sunan Ampel.
Pihaknya mendukung sikap pemerintah, melalui Menkopolhukam RI, Jenderal Purnawirawan Wiranto, 8 Mei 2017, untuk membubarkan organisasi masayarakat, anti Pancasila, karena merongrong keutuhan NKRI.
“Kami tetapkan kampus STAIN Pamekasan ini sebagai zona kampus bebas organisasi anti Pancasila, anti NKRI dan organisasi radikal yang diimplementasikan dalam penerimaan mahasiswa baru. Bagi calon mahasiswa yang akan masuk STAIN harus melampirkan surat keterangan ikrar setia NKRI dan Pancila,” ujar Lian Fawahan.
Usai membacakan deklarasi, Lian Fawahan kepada Tribunjatim.com mengatakan, belakangan ini di beberapa mahasiswa STAIN gelagatnya sudah ada yang mengarah menjadi pengikut organisasi yang anti Pancasila. Meski itu belum bisa dibuktikan, tapi dari prilaku dan pola pikirnya terkesan pengikut aliran paham radikal dan organisasi ke arah anti Pancasila.
Sementara Ketua STAIN Pamekasan, Mohammad Khosim, mengatakan, untuk membendung masuknya organisasi anti Pancasila dan paham radikal, pihaknya menyuarakan lewat forum resmi, seperti seminar, lewat Whats App. Termasuk meminta kepada dosen, saat mengajar dan di forum ilmiyah.
Dikatakan, nanti dalam penerimaan mahasiswa baru, pihaknya akan mengundang Kodim 0826 Pamekasan, untuk memberikan wawasan kebangsaan.
Disinggung, soal kajian akademis terhadap orgasasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Mohammad Khosim, ada yang liberal dimuculkan dalam JIL dan ada yang moderat yang dimunculkan NU dan Muhammadiyah dan sejenis. Ada yang radikal, oleh negara diterjemahkan seperti HTI.
Dalam konteks kajian keislaman, paham yang beragam itu pasti muncul. Dan tidak memudah menyamakan dalam satu pandangan atau menghilangkan, karena ini warna Islam. “Jadi kami menolak pada organisasi anti Pancasila ini, bukan semata-mata pada HTI, tapi kepada organisasi lain yang juga menolak Pancasila,” ujar Mohammad Khosim.
(Surya/Muchsin/http://jatim.tribunnews.com/2017/05/14/kampus-stain-pamekasan-tolak-organisasi-anti-pancasila)
Artikel ini telah dibaca 7 kali
Dema STAIN Pamekasan: Kami siap bersihkan STAIN Pamekasan dari ormas anti Pancasila dan anti NKRI
Perbesar
LPM ACTIVITA- Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, menggelar deklarasi menolak organisasi anti Pancasila, anti radikal sebagai ancama terhadap keutuhan NKRI, Minggu (14/5/2017).
Deklarasi yang digelar di gedung Multi Centre, STAIN Pamekasan, sebagai nara sumber Ketua STAIN Pamekasan, Dr Mohammad Khosim dan dosen STAIN Dr, Atiqullah dan dihadiri puluhan mahasiswa STAIN Pamekasan.
Dalam deklarasi itu, Presiden Mahasiswa (Presma) STAIN Pamekasan, Lian Fawahan, membacakan rekomendasinya, di antara isinya yakni, menindaklanjuti piagam Sunan Ampel, 8 April 2017, maka Dema STAIN Pamekasan, melarang berbagai bentuk kegiatan, yang berpaham anti Pancasila dan anti NKRI di perguruan tinggi keagamaan Islam persemakmuran Sunan Ampel.
Pihaknya mendukung sikap pemerintah, melalui Menkopolhukam RI, Jenderal Purnawirawan Wiranto, 8 Mei 2017, untuk membubarkan organisasi masayarakat, anti Pancasila, karena merongrong keutuhan NKRI.
“Kami tetapkan kampus STAIN Pamekasan ini sebagai zona kampus bebas organisasi anti Pancasila, anti NKRI dan organisasi radikal yang diimplementasikan dalam penerimaan mahasiswa baru. Bagi calon mahasiswa yang akan masuk STAIN harus melampirkan surat keterangan ikrar setia NKRI dan Pancila,” ujar Lian Fawahan.
Usai membacakan deklarasi, Lian Fawahan kepada Tribunjatim.com mengatakan, belakangan ini di beberapa mahasiswa STAIN gelagatnya sudah ada yang mengarah menjadi pengikut organisasi yang anti Pancasila. Meski itu belum bisa dibuktikan, tapi dari prilaku dan pola pikirnya terkesan pengikut aliran paham radikal dan organisasi ke arah anti Pancasila.
Sementara Ketua STAIN Pamekasan, Mohammad Khosim, mengatakan, untuk membendung masuknya organisasi anti Pancasila dan paham radikal, pihaknya menyuarakan lewat forum resmi, seperti seminar, lewat Whats App. Termasuk meminta kepada dosen, saat mengajar dan di forum ilmiyah.
Dikatakan, nanti dalam penerimaan mahasiswa baru, pihaknya akan mengundang Kodim 0826 Pamekasan, untuk memberikan wawasan kebangsaan.
Disinggung, soal kajian akademis terhadap orgasasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Mohammad Khosim, ada yang liberal dimuculkan dalam JIL dan ada yang moderat yang dimunculkan NU dan Muhammadiyah dan sejenis. Ada yang radikal, oleh negara diterjemahkan seperti HTI.
Dalam konteks kajian keislaman, paham yang beragam itu pasti muncul. Dan tidak memudah menyamakan dalam satu pandangan atau menghilangkan, karena ini warna Islam. “Jadi kami menolak pada organisasi anti Pancasila ini, bukan semata-mata pada HTI, tapi kepada organisasi lain yang juga menolak Pancasila,” ujar Mohammad Khosim.
(Surya/Muchsin/http://jatim.tribunnews.com/2017/05/14/kampus-stain-pamekasan-tolak-organisasi-anti-pancasila)
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Kabar Kampus