Perihal antara cinta dan nafsu merupakan perasaan manusiawi yang dirasakan oleh setiap manusia dimuka bumi ini. Mencintai dan cintai merupakan sebuah perwujudan cinta yang sebenarnya yang dirasakan oleh setiap individu.
Namun, apakah cinta menimbulkan nafsu atau nafsu yang menimbulkan cinta? Keduanya bagaikan dua hal yang bersebrangan namun tampak menyatu.
Membahas cinta dan nafsu menimbulkan lingkarang yang berhimpit. Tak jarang muda mudi sepertinya tidak paham dengan perbedaan cinta dan nafsu atau bahkan mereka membodohi diri mereka sendiri tentang perbedaan keduanya. Cinta bersemi dengan penuh rasa suka cita sedangkan nafsu hadir dengan gelora yang tak jarang memerosotkan iman dalam diri berganti dengan hal-hal yang tak layak untuk dilakukan.
Hanya saja pengaplikasian cinta pada zaman sekarang mulai sedikit melenceng dari pemikiran yang positif dan cenderung merujuk kearah nafsu. Perasaan ini telah mewabah kepada generasi muda kita yang mulai terjangkit rasa cinta kepada lawan jenisnya. Pada usia yang masih labil ini para remaja masih kesulitan untuk dapat memahami arti cinta yang sesungguhnya atau hanya nafsu semata.
Istilah cinta yang terkenal dikalangan remaja saat ini adalah pacaran. Pacaran merupakan jalinan asmara sepasang kekasih yang mengatasnamakan cinta dalam ikatan yang tak resmi. Tak jarang mereka melakukan jalinan kasih tersebut dengan berbagai macam alasan seperti untuk penyemngat dalam belajar, karena fisik, karena kepintaran, atau bahkan hanya karena trend masa kini. Berbagai macam alasan itulah yang mendasari mereka menyentuh jalinan asmara seperti pacaran. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, mereka berpacaran hanya untuk kepuasan sesat tanpa berfikir tentang resiko setelahnya.
Terlebih mengikuti trend masa kini. Pacaran masa kini itu hanya akan memicu hadirnya nafsu dalam diri. Kisah percintaan masa kini sudah banyak terjebak dalam arus pergaulan bebas. Cara pemuda pemudi ini menuangkan rasa cintanya dengan menuruti segala permintaan sang kekasih demi untuk mendapatkan perhatian atau pembuktian rasa cinta satu sama lain. Seperti seorang kekasih yang meminta kekasihnya memenuhi keinginnya dengan ciuman, berpelukan, berpegangan tangan dan hal-hal yang serupa dengan alasan meminta bukti cinta terhadap kekasihnya.
Cinta sejatinya adalah menjaga orang yang kita cintai bukan merusaknya dengan meminta pembuktian-pembuktian sebagai pelampiasan nafsu yang bergelora dengan status pacaran yang tak jelas. Nafsu selalu menginginkan hal-hal yang jauh dari kata benar yang menipu makna cinta. Jangan berucap cinta jika kita tidak memahami makna cinta yang sebenarnya. Jangan samakan cinta dengan nafsu hanya karena kita tak mampu menahan diri kita.