Bulan Separuh
Karya : Shalam Teo Temor*
Mahasiswa IAIN MADURA
Bulan Separuh,
Dermaga ini sebentar lagi akan dibungkus pekat
Kemarilah za
Tubuhku sepi bebintang
Mendekatlah dengan kehangatanmu
Akan kutunjukkan sepi yang menusuk tulang
Jarum jam yang menggiring sunyi ke dalam dekapan
Tidak banyak yang akan kuberikan kepadamu
Tak seperti pemancing yang memanja ikan
Tak seikhlas senyummu pula
Barangkali hanyalah kisah hati yang mengagumkanmu sejak tanggal bayi
Bulan separuh,
Tepat saat aku merindukanmu
Di atas hamparan laut
Kau tak hanyalah pulau di kejauhan
Kutemui kau dalam angan
Bulan separuh,
Tepat saat aku menunggumu
Dengan doa dan harapan
Yang mengalir di atas hamparan
Bulan separuh,
Dalam tubuhku telah tumbuh bunga kasih
Kepadamu ia bergusti
Namun di hati melawan
Serupa bulan dengan gelap
Bahwa penyair pantang jatuh hati sebelum tiba saatnya
Dan saat itu kapan saja
Sesuka ia jatuh hari apa
Tenanglah za
Ada saat bulan terbelah lagi,
Entah pada tanggal keberapa ia kembali
Barangkali di jauh hari
Apa yang kutanam saat ini
Akan ku serahkan padamu
Itupun kalau kau mau
Bulan terbelah,
Di intip perahu tepi dermaga
Hanya satu yang merasakan
Serupa aku pada kau
Sampang, 2019
Kota Kedaulatan
Ada masanya manusia beku
Bangkit mengobarkan suara deru
Namun tekat tak pernah musnah
Tetap bertuan dalam dadanya
Mari merapat sahabat
Ada yang ingin kuceitakan perihal penting
Melebihi sesajen di atas meja panjang instansi
Yang mengaroma kepalsuan dan janji-janji
Mengelabuhi yang lemah
Sebagai pemuas nafsunya
Dan kebenaran tak ubahnya debu di atas telapak tangan
Keadilan hanya jadi pajangan
Jika keputusan mengangkat petinggi taat pada yang punya nama
Diteriakkan segala yang suci
Meski dikantong terisi tebusan nasi
Ini benar
Adil
Penuh pertimbangan
Lurus
Jujur
Ngawur
Dusta
Juga ada
Mari kobarkan cita pada setiap percik langkah
Tuntantaskan segala yang meski di tuntantaskan
Demi segala gelap terhempaskan
Biarlah jeruji mengurung jiwa
Panas siksa menjanjikan penderitaan
Dan mati hanya ditentukan pemilik mati
Kita akan tenang menikmati sejuk madu
Apabila mengupas, menyingkap, menghajar, menjebol kebatilah yang terborgol
Maka tenanglah, singkirkan rasa takut
Buang sifat pengecut
Tancapkan kebajikan
Kita mesti sadar
Bahwa perjuangan tidak hanya dialektika
Tidak pula dengan otot yang mengembungkan dada
Apalagi doa doa
Niat yang lurus menjolok Rahmat ilahi
Sebagai manusia menyandang Budi
Itulah harus dimiliki
Pembebasan adalah jalan panjang
Menuju jenjang peradaban
Ia adalah emas di tangan raja
Jangan disentuh tanpa ada titah
Maka marilah kita bebas memilih hidup
Menentukan yang benar di atas yang benar
Bebas dari penindasan, kekangan pikiran,
Segala aturan yang tak bertuan
Bebas menentukan nasib, menuju yang gaib.
Pamekasan, 2019
*Shalam Teo Temor Merupakan nama pena dari ASAD NOR SALAM, ia adalah mahasiswa IAIN MADURA Prodi Tadris Bahasa Indonesia, yang sebelumnya menempuh pendidikan di PP. Nasyatul Mutaallimin Gapura Timur, Sumenep.