Asad nor salam beserta 2 pemenang lainya, setelah menerima cendera mata. |
IAIN Madura- karya Zawawi Imron mampu membuat mahasiswa Program Studi (PRODI) Tadris Bahasa Indonesia (TBIN) semester 3, Asad Nor Salam meraih juara 2 lomba baca puisi se-madura. Sabtu, (17/11).
Puisi karya D. Zawawi Imron Madura Akulah Darahmu rupanya menjadi sebuah keberuntungan bagi mahasiswa Prodi TBIN semester 3. Pasalnya, Asad Nor Salam, salah satu mahasiswa Prodi tersebut melalui puisi karangan beliau, mampu meraih juara 2 Lomba Baca Puisi se-Madura dalam kompetisi Gebyar Bulan Bahasa Nasional di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep.
Sebelum mengikuti kompetisi ini, mahasiswa yang akrab disapa Salam tersebut sempat mengikuti lomba baca puisi di Universitas Pendidikan Islam Bandung. Akan tetapi saat itu ia belum bisa memetik keberuntungan disana. Namun, ketika kembali mengikuti kompetisi yang sama di Sumenep, rupanya juara tersebut berhasil diraih. “Sebenarnya ini hanya sebuah keberuntungan saja,” ungkap mahasiswa Prodi TBIN tersebut.
Dia juga menjelaskan, bahwa awal mula dirinya menyukai puisi sejak tahun 2013, tepatnya saat ia masuk pesantren. Namun saat itu masih sebatas menulis saja.
Memasuki tahun 2014 ia mulai suka mendengarkan orang-orang yang membaca puisi dan membaca puisi. Sehingga pada tahapan selanjutnya, membaca dan menulis puisi menjadi salah satu hobi baginya, karena pada saat itu ia juga mulai aktif di organisasi pesantren.
Selain itu, adanya dukungan dari orang tua yang berpesan untuk mengikuti apa yang sudah menjadi kemampuan dirinya, sepertinya menjadi dorongan yang kuat untuk terus mengembangkan kemampuannya. Selain itu, salah satu guru di pesantren tempat ia menimba ilmu yang juga memiliki peran dalam memotivasi dirinya untuk terus menulis dan menekuni dunia sastra juga memiliki pengaruh besar bagi dirinya dalam menekuni dunia baca tulis puisi. “Dua hal itu yang paling memotivasi saya untuk terus menekuni bidang ini,” tambah mahasiswa asal Gili Iyang tersebut.
Mahasiswa semester 3 tersebut juga memaparkan, bahwa sebenarnya motivasi ada pada diri masing-masing individu. Akan tetapi, ketika motivasi tersebut tidak dikembangkan, maka akan dirasa kurang manfaatnya. “Apa yang menjadi kemampuan, itulah yang diperjuangkan,” pesannya.
Kemudian dia juga menambahkan, jika seseorang suka menulis, menulislah tanpa harus memikirkan apakah tulisan itu bagus atau tidak, yang penting teruslah menulis. Kebiasaan menulis akan mengantarkan pada kemampuan untuk terus menulis. “Masalah kompetisi, juara jangan dijadikan target utama yang harus dicapai. ketika kita sudah bagus, maka juara akan datang dengan sendirinya,” tandasnya. (tri, fav, ans, alf)