Menu

Mode Gelap
HMPS Ekonomi Syari’ah Adakan Entrepreneurship Workshop Semarak Bulan Bahasa, HMPS TBIN Adakan Pemilihan Duta Bahasa Indonesia IAIN Madura Gelar Pisah Sambut Kabiro AUAK IAIN Madura Tidak Masuk 3 Besar Kampus Terbaik di Madura Versi Kemendikbudristek RI Dianggap Tidak Mendidik, Konten IMTV Mendapat Kritikan

Artikel Lawas · 27 Okt 2014 16:35 WIB ·

Api Alam Tarik Wisatawan Luar Madura dan Mancanegara


 Api Alam Tarik Wisatawan Luar Madura dan Mancanegara Perbesar

Pamekasan – Api alam atau biasa dikenal dengan “api tak kunjung padam” adalah salah satu wisata di pulau Madura. Wisata tersebut mampu menarik wisatawan luar Madura maupun mancanegara. Pengunjung kebanyakan datang pada hari-hari libur.

“Pengunjung rata-rata dari jawa, seperti: Pekalongan, Kediri, Bojonegoro, Jombang, Jember, dan lain-lain, luar jawa, seperti: Bali dan Jakarta, mancanegara, seperti : Amerika dan Malaysia,” kata Hendri pedagang di sekitar Api Alam, Minggu (26/10).

Ketertarikan pengunjung terhadap wisata unik di pulau garam, karena keunikan api tidak pernah padam dan dagangan-dagangan tergolong murah yang tersedia di tempat. Alasan tersebut yang bisa menyedot pengunjung dari luar Madura dan mancanegara. “Hal ini adalah salah satu  kebanggaan masyarakat Madura khususnya masyarakat Pamekasan,” tutur salah satu pedagang di Api Alam, Hendri.

Keunikan Api Alam tidak selamanya menjadi tujuan utama dalam planning para wisatawan, karena di pulau ini mempunyai banyak tempat wisata yang tidak kalah menariknya. Seperti yang dipaparkan Wahyudi, wisatawan dari Lumajang, bahwa dia mengamini di pulau Madura terdapat beberapa tempat wisata yang layak dikunjungi, seperti Pantai Lombang, Asta Tinggi, Asta Sayyid Yusuf, dan salah satunya adalah Api Alam.

“Kami sebagai pedagang disini sangatlah bersyukur, karena bisa mencicipi manisnya keunikan yang terjadi disini, serta hal ini bisa mengubah aktivitas masyarakat, yang semula adalah petani sekarang menjadi pedagang, yang mana penghasilannya lebih menjanjikan, karena kami bisa mendapatkan uang kuarang lebih satu juta ketika pengunjungnya ramai, dan dua ratus ribu ketika pengunjungnya lagi sepi,” ucap Nur Aisyah, pedagang batik dan barang-barang tradisional lainnya.

Barang-barang tradisional unik yang tersedia di sekitar Api Alam, ternyata mampu mengunggah keinginan para wisatawan untuk membelinya. Wisatawan cilik, Riki (12) tertarik untuk memiliki celurit yang merupakan salah satu senjata tradisional orang Madura. Dia membelinya untuk dipajang di rumahnya, karena barang tersebut tergolong unik.

Tetapi tidak semua pengunjung tertarik berbelanja di sekitar Api Alam. Inggrid (17), gadis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya duduk santai menunggu keluarga dan teman-temannya sedang belanja. Dia berpendapat bahwa barang-barang yang tersedia di sekitar wisata tidak menarik untuk dikoleksi atau dinikmati. Ia menyarankan agar para pedagang mengemas barang dagangannya semenarik mungkin tanpa mengubah ciri khas dari barang tersebut.

Sayangnya, keindahan panorama Api Alam tidak didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memadai, beberapa pengunjung dan juga sopir bus banyak mengeluhkan adanya tiket yang  mahal tetapi fasilitasnya kurang mendukung. Hal ini menjadi sebuah kritikan kepada kumpulan masyarakat yang bertugas untuk menari tiket tetapi tidak ada perubahan dalam segi fasilitas, seperti: jalan rusak, minimnya kamar mandi, dan juga tempat duduk untuk bersantai menikmati Api Alam tersebut.

Ratno adalah salah satu sopir bus yang mengeluhkan fasilitas setempat, dia berpendapat bahwa, seharusnya kami selaku pengunjung mendapat fasilitas yang memuaskan, dengan penarikan tiket Rp. 40.000,00-, itu sudah tergolong sangat mahal.

Di Pamekasan terdapat dua Api Alam, tetapi sedikit sekali para wisatawan yang mengetahuinya. Api Alam yang kedua terletak di sebelah utara Api Alam yang sudah terkenal itu, dan masyarakat setempat menyebutnya “Api Alam cowok”. Kurangnya masyarakat setempat dalam mensosialisasikan “Api Alam Cowok”, menjadi salah satu kendala bagi para wisatawan untuk mengetahuinya.

“Api ini (api alam yang belum terlalu dikenal, red) sangatlah lebih menarik ketimbang yang disana, karena selain bisa menikmati keindahan dari api alam kita bisa menikmati pemandangan yang memanjakan mata, dan juga kita sebagai umat Islam harus bersyukur serta tambah yakin dengan keajaiban ini, adalah salah satu pertanda kekuasaan Allah. Tetapi sungguh sayang banyak wisatawan yang tidak mengetahuinya,” Ali masyarkat setempat menegaskan, ketika diwawancarai crew di Api Alam Cowok.
(idy)

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Artikel Lawas · 27 Okt 2014 16:35 WIB ·

Api Alam Tarik Wisatawan Luar Madura dan Mancanegara


 Api Alam Tarik Wisatawan Luar Madura dan Mancanegara Perbesar

Pamekasan – Api alam atau biasa dikenal dengan “api tak kunjung padam” adalah salah satu wisata di pulau Madura. Wisata tersebut mampu menarik wisatawan luar Madura maupun mancanegara. Pengunjung kebanyakan datang pada hari-hari libur.

“Pengunjung rata-rata dari jawa, seperti: Pekalongan, Kediri, Bojonegoro, Jombang, Jember, dan lain-lain, luar jawa, seperti: Bali dan Jakarta, mancanegara, seperti : Amerika dan Malaysia,” kata Hendri pedagang di sekitar Api Alam, Minggu (26/10).

Ketertarikan pengunjung terhadap wisata unik di pulau garam, karena keunikan api tidak pernah padam dan dagangan-dagangan tergolong murah yang tersedia di tempat. Alasan tersebut yang bisa menyedot pengunjung dari luar Madura dan mancanegara. “Hal ini adalah salah satu  kebanggaan masyarakat Madura khususnya masyarakat Pamekasan,” tutur salah satu pedagang di Api Alam, Hendri.

Keunikan Api Alam tidak selamanya menjadi tujuan utama dalam planning para wisatawan, karena di pulau ini mempunyai banyak tempat wisata yang tidak kalah menariknya. Seperti yang dipaparkan Wahyudi, wisatawan dari Lumajang, bahwa dia mengamini di pulau Madura terdapat beberapa tempat wisata yang layak dikunjungi, seperti Pantai Lombang, Asta Tinggi, Asta Sayyid Yusuf, dan salah satunya adalah Api Alam.

“Kami sebagai pedagang disini sangatlah bersyukur, karena bisa mencicipi manisnya keunikan yang terjadi disini, serta hal ini bisa mengubah aktivitas masyarakat, yang semula adalah petani sekarang menjadi pedagang, yang mana penghasilannya lebih menjanjikan, karena kami bisa mendapatkan uang kuarang lebih satu juta ketika pengunjungnya ramai, dan dua ratus ribu ketika pengunjungnya lagi sepi,” ucap Nur Aisyah, pedagang batik dan barang-barang tradisional lainnya.

Barang-barang tradisional unik yang tersedia di sekitar Api Alam, ternyata mampu mengunggah keinginan para wisatawan untuk membelinya. Wisatawan cilik, Riki (12) tertarik untuk memiliki celurit yang merupakan salah satu senjata tradisional orang Madura. Dia membelinya untuk dipajang di rumahnya, karena barang tersebut tergolong unik.

Tetapi tidak semua pengunjung tertarik berbelanja di sekitar Api Alam. Inggrid (17), gadis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya duduk santai menunggu keluarga dan teman-temannya sedang belanja. Dia berpendapat bahwa barang-barang yang tersedia di sekitar wisata tidak menarik untuk dikoleksi atau dinikmati. Ia menyarankan agar para pedagang mengemas barang dagangannya semenarik mungkin tanpa mengubah ciri khas dari barang tersebut.

Sayangnya, keindahan panorama Api Alam tidak didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memadai, beberapa pengunjung dan juga sopir bus banyak mengeluhkan adanya tiket yang  mahal tetapi fasilitasnya kurang mendukung. Hal ini menjadi sebuah kritikan kepada kumpulan masyarakat yang bertugas untuk menari tiket tetapi tidak ada perubahan dalam segi fasilitas, seperti: jalan rusak, minimnya kamar mandi, dan juga tempat duduk untuk bersantai menikmati Api Alam tersebut.

Ratno adalah salah satu sopir bus yang mengeluhkan fasilitas setempat, dia berpendapat bahwa, seharusnya kami selaku pengunjung mendapat fasilitas yang memuaskan, dengan penarikan tiket Rp. 40.000,00-, itu sudah tergolong sangat mahal.

Di Pamekasan terdapat dua Api Alam, tetapi sedikit sekali para wisatawan yang mengetahuinya. Api Alam yang kedua terletak di sebelah utara Api Alam yang sudah terkenal itu, dan masyarakat setempat menyebutnya “Api Alam cowok”. Kurangnya masyarakat setempat dalam mensosialisasikan “Api Alam Cowok”, menjadi salah satu kendala bagi para wisatawan untuk mengetahuinya.

“Api ini (api alam yang belum terlalu dikenal, red) sangatlah lebih menarik ketimbang yang disana, karena selain bisa menikmati keindahan dari api alam kita bisa menikmati pemandangan yang memanjakan mata, dan juga kita sebagai umat Islam harus bersyukur serta tambah yakin dengan keajaiban ini, adalah salah satu pertanda kekuasaan Allah. Tetapi sungguh sayang banyak wisatawan yang tidak mengetahuinya,” Ali masyarkat setempat menegaskan, ketika diwawancarai crew di Api Alam Cowok.
(idy)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sukses Gelar Malam Puncak Penutupan Posko 1 Desa Baddurih, Banyaknya Hadiah Meriahkan Acara

17 September 2024 - 14:41 WIB

KKN Posko 1 Desa Baddurih

HMPS HTN Laksanakan Dialog Hukum dan Konstitusi, Kaprodi Sebut Itu Karakter Mahasiswa Hukum

15 September 2024 - 05:36 WIB

Dialog Hukum dan Konstitusi HMPS HTN 2024

Adakan Opening Capital Market Festival, KSPM GIS BEI Ajak Mahasiswa Berinvestasi Hindari Judi Online

10 September 2024 - 01:31 WIB

Opening Capital Market Festival, KSPM GIS BEI IAIN Madura

Prodi IQT Akreditasi Unggul! Dekan FAUD Anggap Sebagai Modal Penting tuk Unjuk Gigi

3 September 2024 - 06:46 WIB

Akreditasi Unggul Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Adakah FGB, Posko 2 Inginkan masyarakat yang Melek Akan Pengelolaan Sampah 

3 September 2024 - 00:58 WIB

KKN Posko 2 Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN MADURA

Mahasiswa KKN Kolaboratif Antar Perguruan Tinggi Sukses Laksanakan Penutupan KKN

29 Agustus 2024 - 15:26 WIB

KKN Kolaboratif Antar PT
Trending di Liputan Khusus