Oleh: Kholisin Susanto (AHS/1)
Malam…
Sampaikan pada sang bintang
Janganlah berhenti dalam kerlipnya
Karena ada hati yang merindukannya
Dan memendami hasrat yang mendalam
Sampaikan pada kesunyian itu
Kumenunggunya malam ini di pesimpangan
Senja yang teduh dengan mega harapan
Dan dengan satu nama
Nama yang akan kuteriakkan di kaki langit tak berintang
Cinta yang di wajahnya kumelihat wajahmu
Namun rasa itu telah menjadi duri tajam dalam kehidupannya
Duri yang menusuk pada setiap langkah yang menulusurinya
Rembulanpun berkata
Cinta… Kehadiranmu tak mungkin aku nantikan
Karena ia tak mungkin tersampaikan
Ingatlah… Diriku hanya sebatas cahaya
Yang hanya menyinari malam begitu pekat
Waktuku tak selalu memberimu cahaya
Karena diriku tidak semegah mentari
Ya…
Pergilah ke tempat perinduanmu
Langit yang lebih layak sebagai tempatmu bertahta
Dan biarlah aku menjadi malam
Pekat dengan kegelapan dan tetap ikhlas meskipun mendapat sebutir cahaya
Seandainya aku bisa meminta
Maka aku akan meminta
“Jangan ciptakan aku sebagai rembulan
Tapi ciptakanlah aku sebagai pungguk yang selalu merindukanmu”
Sembah sujud syukurku pada sang maha cinta yang telah menciptakan dan memilihmu untuk kucintai
Kubersedia telahir tuk kedua kalinya untuk mencintaimu