Foto: Achmad Jufri saat menerima penghargaan, lomba essay se-Jawa-Bali. |
IAIN MADURA- Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Achmad Jufri pemenang lomba essay se-Jawa-Bali menyimpan banyak motivasi. Sabtu, (27/10).
Essay Competition Sharia Economic Fair 2018 yang diselenggarakan di Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarata 10 Oktober 2018 kemarin, sepertinya menjadi suatu keberuntungan bagi Achmad Jufri.
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah (ES) Semester 7 di IAIN Madura. Pasalnya, melalui judul essay “Model Optimalisasi Wakaf Produktif Melalui BUMDes dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Pedesaan” telah berhasil menjadikan dirinya sebagai sang juara dalam kompetisi ini.
Berangkat dari keinginan untuk kuliah di luar Negeri melalui jalur beasiswa, yang salah satu persyaratannya harus bisa membuat essay. Hal tersebut telah mampu membawa dirinya untuk menekuni bidang kepenulisan. Selain itu, keinginan untuk bermanfaat bagi orang lain melalui tulisannya juga menjadi motivasi untuk menekuni bidang tersebut. Salah satu cara yang ia lakukan adalah mengikuti kajian kepenulisan dan sering bertanya kepada orang yang berpengalaman dalam bidang tulis menulis karya ilmiah.
Achmad Jufri mulai mengikuti event kepenulisan dari semester 3, namun hanya sebagai pendamping dan belum berhasil memenangkan event, “kemudian selama 1 semester saya mulai belajar dan menghobikan menulis, waktu itu saya sudah semester 6,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Jufri.
Selanjutnya, Achmad Jufri berkata, bahwa setelah belajar kepenulisan dia kembali mengikuti event-event kepenulisan, seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Wahab Hasbullah Jombang, yang berhasil menjadi the Best Speaker dan mendapat peringkat 4 dalam lomba essay di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) se-Madura. Memasuki semester 7 dan sudah tidak ada mata kuliah, ia kembali mengikuti lomba kepenulisan, Alhamdulillah event kali ini saya menang dan mendapat juara 1, tambah pria asal Larangan Luar tersebut.
Jika sebelumnya telah melalui banyak kegagalan untuk meraih juara, namun bagi dirinya kegagalan bukanlah batu sandungan, tapi justru memotivasi dan waktu untuk mengoreksi diri. Ketika kegagalan itu muncul, tandanya ada sesuatu dalam dirinya yang harus diperbaiki, “Kegagalan menuntut kita untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan diri,” ungkapnya lagi.
Di samping itu, Achmad Jufri mengatakan, dengan menulis orang di masa depan akan tahu bahwa kita pernah hidup di masa lalu. Setiap orang juga memiliki keterampilan dan pengalaman berbeda, maka sangat disayangkan jika semua yang dimiliki hanya dinikmati dirinya sendiri, karena selain memberi manfaat bagi dirinya seseorang juga harus mampu bermanfaat bagi orang lain, “Untuk mahasiswa IAIN Madura, jika kamu ingin abadi dan tetap ada dalam sejarah, menulislah,” pesanya. (k6/paper)