3 Pilar Audiensi
Perbesar
Untuk mengklarifikasi dan meminta transparansi terkait dengan beberapa hal, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) beserta Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Himpunan Mahasiswa Prodi (HIMA Prodi) dan Himpunan Mahasiswa jurusan (HMJ) mengadakan audiensi di Kantor Pusat pada Selasa (16/4) pukul 12.00. Audiensi tersebut meminta kejelasan dan transparansi dari pihak kampus mengenai tiga hal. Yang pertama tentang dana kemahasiswaan dan anggarannya, kedua mengenai dana majalah Activita, dan yang ketiga tentang pelaksanaan praktikum. Dalam audiensi yang bertempat di lantai 2 Kantor Pusat tersebut hadir Taufiqurrahman (Ketua STAIN), Ach. Mulyadi (PK I), Akhmad Mukhlis (PK II), Atiqullah (PK III), Didik sebagai Kepala Bagian (Kabag) Administrasi, serta Kuswandi selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kepegawaian dan Keuangan.
Yang menjadi moderator pada Audiensi tersebt adalah PKIII dengan pengantar dari ketua STAIN dan juga dari Siddiqi selaku ketua DEMA. Mengenai dana kemahasiswaan dan ormawa Dicky (panggilan Siddiqi) menyampaikan bahwa mereka menginginkan kejelasan sumber anggaran kemahasiswaan, landasan penetapan perencanaan ormawa serta Rancangan Anggaran Pembelanjaan (RAP) Ormawa.
Menanggapi hal tersebut, Akhmad Mukhlis mengatakan bahwa besaran pembagian dana untuk ormawa tersebut sangat berkaitan dengan sumber. Mengenai sumber dana, Kuswandi memaparkan bahwa sumber dana anggaran ada dua. Yang pertama adalah Rupiah Murni (RM) yang berasal langsung dari negara yang kemudian digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal, dan sebagainya. Untuk pengadaan sarana dan prasarana seperti printer, komputer dan sarana olahraga itu masuk ke Belanja Modal yang bersumber dari Rupiah Murni (RM). Lalu yang kedua adalah dana yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari mahasiswa melalui pembayaran biaya pendidikan (SPP), wisuda, dan lain-lain.
Dana kegiatan ormawa menurut pengakuan Akhmad Mukhlis tidak akan mencukupi jika diambil dari “Bantuan untuk Ormawa”. Karena itulah dalam bahasa anggarannya yang digunakan dalam bahasa anggaran adalah Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Akademik dan Kemahasiswaan. “Nominalnya adalah 100 juta dipotong pajak selama 1 tahun,” ujarnya. Ia melanjutkan, jika ingin menaikkan anggaran Ormawa tentunya harus dibarengi dengan prestasi yang membagakan dari ormawa bersangkutan.
Kemudian mengenai masalah rancangan anggaran, Akhmad Mukhlis menyarankan agar Organisasi Mahasiswa melaporkan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka kepada PK III agar selanjutnya bisa dilanjutkan ke perancang anggaran. Dalam persoalan anggaran zsendiri juga mengalami kendala, yakni anggaran yang seharusnya dibuka pada pertengahn februari ternyata belum turun karena masih menunggu DPR yang sedang resist. Jadi perolehan dana anggaran masih ngutang. “Semua modelnya model talangan,” ujarnya.
Menurut kuswandi anggaran selalu berubah setiap tahunnya. Lalu untuk kegiatan perencanaan tahun kemarin (2012-2013) untuk kegiatan kemahasiswaan berupa pekan ilmiah, pioneer, OPAK, KPM, dan Beasiswa. Dan kegiatan kampus (termasuk kegiatan kemahasiswaan) yang bisa dianggarkan harus berupa kegiatan ilmiah. Akhmad Mukhlis memaparkan bahwa untuk dana KPM sebanyak 195 juta rupiah untuk mahasiswa semester 6 yang melaksanakan KPM. Sementara dana OPAK mencapai 36 juta rupiah. Pioneer disediakan dana sebanyak 100 juta rupiah, dan pekan ilmiah sebanyak 100 juta rupiah. Semua kegiatan tersebut dianggarkan per tahun. Untuk harlah STAIN sendiri tidak ada anggarannya, sehingga kemarin pelaksanaan harlah disatukan dengan pekan ilmiah.
Terkait dengan PNBP, target untuk tahun ini adalah 4,3 Miliar rupiah, namun pendapatan yang masuk masih 3,3 Miliar rupiah. Sehingga kegiatan yang direncanakan dengan dana PNBP sebanyak 1 M tidak bisa dilaksanakan pada tahun ini, termasuk di dalamnya kegiatan kemahasiswaan.
Kemudian yang kedua mengenai Dana Majalah Activita. Akhmad Mukhlis menerangkan bahwa total mahasiswa aktif yang membayar pembelian majalah Activita sebanyak 2776 dari keseluruhan mahasiswa yaitu 3196. Pembayaran Activita sendiri untuk saat ini terpisah karena dana yang digunakan untuk penerbitan majalah Activita tidak dimasukkan ke dalam anggaran PNBP. Pembayaran untuk majalah Activita berbeda antar tiap angkatan. Sampai angkatan 2009 masih membayar sebanyak 7500 sedangkan angkatan selanjutnya membayar 15.000.
Rinciannya sebagai berikut. Untuk angkatan 2006-2008 yakni 136 mahasiswa yang dikenakan biaya Rp.7500,- untuk majalah Activita. Lalu angkatan 2009-2012 sebanyak 2604 mahasiswa membayar 15.000. Kemudian angkatan 2008-2009 sebanyak 3 orang membayar Rp.7500,-. Dan angkatan 2010-2012 sebanyak 31 membayar Rp.15.000,-. Jika ditotal maka total dana untuk Biaya penerbitan Activita sebesar Rp.40.567.500,-
Lalu Akhmad Mukhlis berharap untuk semester depan kepada LPM agar bisa menyiapkan Activita pada saat registrasi. Sehingga mahasiswa bisa langsung menerima majalah saat membayar. Pada tahun depan pembayaran SPP akan dilakukan secara online, maka secara otomatis majalah ini harus dibayar di akademik dan mahasiswa yang bersiap disana untuk menjual majalah Activita.
Atiqullah mengatakan dana yang diperoleh dari mahasiswa tersebut selain digunakan untuk penerbitan majalah juga bisa digunakan untuk kegiatan lainnya yang masih berhubungan. Misalnya jika ada dana sisa bisa digunakan untuk pembuatan buletin baik itu dari LPM sendiri maupun dari Ormawa lainnya serta mahasiswa yang ingin menerbitkan buletin. Ia melanjutkan bahwa agar tidak terjadi simpang siur dalam dana majalah Activita, jika memungkinkan mejalah Activita tersbut bisa dimasukkan ke dalam anggaran.
Senada dengan Atiqullah, Kuswandi meminta kepada LPM untuk membuat rincian anggaran kasar terkait dengan hal tersebut. “Jika dana mencukupi akan kami masukkan ke dalam anggaran,” ujar Kuswandi. Kuswandi melanjutkan, uang untuk majalah Activita sendiri tidak pernah ada di Bank, melainkan ada di brankas dan bisa diambil saat dibutuhkan. Dan uang itu tidak boleh disimpan di tabungan pribadi maupun tabungan kantor.
Audiensi sempat break (istirahat) untuk memberikan kesempatan pada para peserta audiensi untuk sholat dhuhur. Audiensi kemudian dilanjutkan pada pukul 14.30 yang membahas tentang hal terakhir yaitu pelaksanaan praktikum.
Mulyadi selaku PK I menerangkan bahwa paradigma mahasiswa mengenai biaya praktikum tidak tepat. Sejak tahun kemarin tidak ada lagi yang namanya pembagian SPP untuk praktikum. “Tidak ada pembagian 200 ribu dari SPP untuk praktikum. Namun semuanya yang 600 ribu itu untuk kegiatan kemahasiswaan,” ujarnya. Paradigma tentang dana praktikum menurutnya harus dibangun kembali. Ia melanjutkan, animo masyarakat terhadap praktikum sebenarnya cukup besar, meskipun tidak 100 %. Mengenai pelaksanaan praktikum pihaknya akan selalu mengusahakan agar praktikum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Meskipun mahasiswa tidak lagi membayar biaya praktikum, praktikum akan tetap dilaksanakan. “Namun konsekuensinya kita harus memilih dosen yang pengabdiannya tinggi dan rela tidak dibayar. Kami akan mengusahakan agar gizi (praktikum) itu diperoleh dengan penguatan kompetensi, baik itu kompetensi prodi ataupun jurusan,” terangnya.
Untuk saat ini, mayoritas dosen masih semangat dalam memberikan praktikum kepada mahasiswa, meskipun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala. Salah satunya mahasiswa tidak tahu dengan dosennya sehingga tidak sempat diadakan komunikasi untuk pelaksanaan praktikumnya. Untuk pelaksanaan praktikum yang akan datang Mulyadi meminta dukungan dari ormawa yang hadir di ruangan itu untuk mengusulkan mengenai model praktikum yang sebaiknya diberikan kepada mahasiswa.
Taufiqurrahman menambahkan bahwa praktikum itu misinya adalah untuk mempertajam psikomotor dan ketrampilan. Jadi meskipun tidak ada lagi dana 200 ribu dari SPP untuk praktikum, peningkatan psikomotor dan keterampilan akan tetap dilaksanakan. “Kami tidak akan menghapus praktikum, karena pada dasarnya aspect akademis yang harus ditingkatkan adalah kognitif, afektif, dan psikomotor.Dan praktikum itu sebagai upaya untuk meningkatkan aspect psikomotor tersebut,” lanjutnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai panduan praktikum, Taufiqurrahman memaparkan bahwa untuk panduan praktikum sendiri sebenarnya sudah ada pada buku panduan yang diterima mahasiswa saat awal masuk STAIN. Untuk selanjutnya panduan praktikum akan diletakkan filenya di website STAIN dan bisa didownload secara gratis oleh mahasiswa.
Dari audiensi tersebut ada dua hal yang masih ditunggu perihal masalah berkas dan dokumen. Yang eprtama mengenai Rancangan Anggaran Pelaksanaan (RAP) LPM Activita tahun sebelumnya. Dan Atiqullah berjanji akan memberikannya 15 hari dari hari itu, yakni paling lambat tanggal 1 Mei 2013. Dan yang kedua mengenai edaran persenyawaan biaya praktikum dan biaya pendidikan (SPP). Dan akan diberikan satu bulan lagi oleh Taufiqurrahman. “Jika tidak terkategori dokumen negara maka akan saya sampaikan satu bulan dari sekarang. Namun jika ternyata termasuk dokumen negara, saya tidak berani karena terkait dengan hukum dan sumpah jabatan,” paparnya tentang dokumen yang diminta oleh peserta audiensi. Audiensi tersebut berakhir pada pukul 16.04.
Artikel ini telah dibaca 5 kali
3 Pilar Audiensi
Perbesar
Untuk mengklarifikasi dan meminta transparansi terkait dengan beberapa hal, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) beserta Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Himpunan Mahasiswa Prodi (HIMA Prodi) dan Himpunan Mahasiswa jurusan (HMJ) mengadakan audiensi di Kantor Pusat pada Selasa (16/4) pukul 12.00. Audiensi tersebut meminta kejelasan dan transparansi dari pihak kampus mengenai tiga hal. Yang pertama tentang dana kemahasiswaan dan anggarannya, kedua mengenai dana majalah Activita, dan yang ketiga tentang pelaksanaan praktikum. Dalam audiensi yang bertempat di lantai 2 Kantor Pusat tersebut hadir Taufiqurrahman (Ketua STAIN), Ach. Mulyadi (PK I), Akhmad Mukhlis (PK II), Atiqullah (PK III), Didik sebagai Kepala Bagian (Kabag) Administrasi, serta Kuswandi selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kepegawaian dan Keuangan.
Yang menjadi moderator pada Audiensi tersebt adalah PKIII dengan pengantar dari ketua STAIN dan juga dari Siddiqi selaku ketua DEMA. Mengenai dana kemahasiswaan dan ormawa Dicky (panggilan Siddiqi) menyampaikan bahwa mereka menginginkan kejelasan sumber anggaran kemahasiswaan, landasan penetapan perencanaan ormawa serta Rancangan Anggaran Pembelanjaan (RAP) Ormawa.
Menanggapi hal tersebut, Akhmad Mukhlis mengatakan bahwa besaran pembagian dana untuk ormawa tersebut sangat berkaitan dengan sumber. Mengenai sumber dana, Kuswandi memaparkan bahwa sumber dana anggaran ada dua. Yang pertama adalah Rupiah Murni (RM) yang berasal langsung dari negara yang kemudian digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal, dan sebagainya. Untuk pengadaan sarana dan prasarana seperti printer, komputer dan sarana olahraga itu masuk ke Belanja Modal yang bersumber dari Rupiah Murni (RM). Lalu yang kedua adalah dana yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari mahasiswa melalui pembayaran biaya pendidikan (SPP), wisuda, dan lain-lain.
Dana kegiatan ormawa menurut pengakuan Akhmad Mukhlis tidak akan mencukupi jika diambil dari “Bantuan untuk Ormawa”. Karena itulah dalam bahasa anggarannya yang digunakan dalam bahasa anggaran adalah Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Akademik dan Kemahasiswaan. “Nominalnya adalah 100 juta dipotong pajak selama 1 tahun,” ujarnya. Ia melanjutkan, jika ingin menaikkan anggaran Ormawa tentunya harus dibarengi dengan prestasi yang membagakan dari ormawa bersangkutan.
Kemudian mengenai masalah rancangan anggaran, Akhmad Mukhlis menyarankan agar Organisasi Mahasiswa melaporkan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka kepada PK III agar selanjutnya bisa dilanjutkan ke perancang anggaran. Dalam persoalan anggaran zsendiri juga mengalami kendala, yakni anggaran yang seharusnya dibuka pada pertengahn februari ternyata belum turun karena masih menunggu DPR yang sedang resist. Jadi perolehan dana anggaran masih ngutang. “Semua modelnya model talangan,” ujarnya.
Menurut kuswandi anggaran selalu berubah setiap tahunnya. Lalu untuk kegiatan perencanaan tahun kemarin (2012-2013) untuk kegiatan kemahasiswaan berupa pekan ilmiah, pioneer, OPAK, KPM, dan Beasiswa. Dan kegiatan kampus (termasuk kegiatan kemahasiswaan) yang bisa dianggarkan harus berupa kegiatan ilmiah. Akhmad Mukhlis memaparkan bahwa untuk dana KPM sebanyak 195 juta rupiah untuk mahasiswa semester 6 yang melaksanakan KPM. Sementara dana OPAK mencapai 36 juta rupiah. Pioneer disediakan dana sebanyak 100 juta rupiah, dan pekan ilmiah sebanyak 100 juta rupiah. Semua kegiatan tersebut dianggarkan per tahun. Untuk harlah STAIN sendiri tidak ada anggarannya, sehingga kemarin pelaksanaan harlah disatukan dengan pekan ilmiah.
Terkait dengan PNBP, target untuk tahun ini adalah 4,3 Miliar rupiah, namun pendapatan yang masuk masih 3,3 Miliar rupiah. Sehingga kegiatan yang direncanakan dengan dana PNBP sebanyak 1 M tidak bisa dilaksanakan pada tahun ini, termasuk di dalamnya kegiatan kemahasiswaan.
Kemudian yang kedua mengenai Dana Majalah Activita. Akhmad Mukhlis menerangkan bahwa total mahasiswa aktif yang membayar pembelian majalah Activita sebanyak 2776 dari keseluruhan mahasiswa yaitu 3196. Pembayaran Activita sendiri untuk saat ini terpisah karena dana yang digunakan untuk penerbitan majalah Activita tidak dimasukkan ke dalam anggaran PNBP. Pembayaran untuk majalah Activita berbeda antar tiap angkatan. Sampai angkatan 2009 masih membayar sebanyak 7500 sedangkan angkatan selanjutnya membayar 15.000.
Rinciannya sebagai berikut. Untuk angkatan 2006-2008 yakni 136 mahasiswa yang dikenakan biaya Rp.7500,- untuk majalah Activita. Lalu angkatan 2009-2012 sebanyak 2604 mahasiswa membayar 15.000. Kemudian angkatan 2008-2009 sebanyak 3 orang membayar Rp.7500,-. Dan angkatan 2010-2012 sebanyak 31 membayar Rp.15.000,-. Jika ditotal maka total dana untuk Biaya penerbitan Activita sebesar Rp.40.567.500,-
Lalu Akhmad Mukhlis berharap untuk semester depan kepada LPM agar bisa menyiapkan Activita pada saat registrasi. Sehingga mahasiswa bisa langsung menerima majalah saat membayar. Pada tahun depan pembayaran SPP akan dilakukan secara online, maka secara otomatis majalah ini harus dibayar di akademik dan mahasiswa yang bersiap disana untuk menjual majalah Activita.
Atiqullah mengatakan dana yang diperoleh dari mahasiswa tersebut selain digunakan untuk penerbitan majalah juga bisa digunakan untuk kegiatan lainnya yang masih berhubungan. Misalnya jika ada dana sisa bisa digunakan untuk pembuatan buletin baik itu dari LPM sendiri maupun dari Ormawa lainnya serta mahasiswa yang ingin menerbitkan buletin. Ia melanjutkan bahwa agar tidak terjadi simpang siur dalam dana majalah Activita, jika memungkinkan mejalah Activita tersbut bisa dimasukkan ke dalam anggaran.
Senada dengan Atiqullah, Kuswandi meminta kepada LPM untuk membuat rincian anggaran kasar terkait dengan hal tersebut. “Jika dana mencukupi akan kami masukkan ke dalam anggaran,” ujar Kuswandi. Kuswandi melanjutkan, uang untuk majalah Activita sendiri tidak pernah ada di Bank, melainkan ada di brankas dan bisa diambil saat dibutuhkan. Dan uang itu tidak boleh disimpan di tabungan pribadi maupun tabungan kantor.
Audiensi sempat break (istirahat) untuk memberikan kesempatan pada para peserta audiensi untuk sholat dhuhur. Audiensi kemudian dilanjutkan pada pukul 14.30 yang membahas tentang hal terakhir yaitu pelaksanaan praktikum.
Mulyadi selaku PK I menerangkan bahwa paradigma mahasiswa mengenai biaya praktikum tidak tepat. Sejak tahun kemarin tidak ada lagi yang namanya pembagian SPP untuk praktikum. “Tidak ada pembagian 200 ribu dari SPP untuk praktikum. Namun semuanya yang 600 ribu itu untuk kegiatan kemahasiswaan,” ujarnya. Paradigma tentang dana praktikum menurutnya harus dibangun kembali. Ia melanjutkan, animo masyarakat terhadap praktikum sebenarnya cukup besar, meskipun tidak 100 %. Mengenai pelaksanaan praktikum pihaknya akan selalu mengusahakan agar praktikum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Meskipun mahasiswa tidak lagi membayar biaya praktikum, praktikum akan tetap dilaksanakan. “Namun konsekuensinya kita harus memilih dosen yang pengabdiannya tinggi dan rela tidak dibayar. Kami akan mengusahakan agar gizi (praktikum) itu diperoleh dengan penguatan kompetensi, baik itu kompetensi prodi ataupun jurusan,” terangnya.
Untuk saat ini, mayoritas dosen masih semangat dalam memberikan praktikum kepada mahasiswa, meskipun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala. Salah satunya mahasiswa tidak tahu dengan dosennya sehingga tidak sempat diadakan komunikasi untuk pelaksanaan praktikumnya. Untuk pelaksanaan praktikum yang akan datang Mulyadi meminta dukungan dari ormawa yang hadir di ruangan itu untuk mengusulkan mengenai model praktikum yang sebaiknya diberikan kepada mahasiswa.
Taufiqurrahman menambahkan bahwa praktikum itu misinya adalah untuk mempertajam psikomotor dan ketrampilan. Jadi meskipun tidak ada lagi dana 200 ribu dari SPP untuk praktikum, peningkatan psikomotor dan keterampilan akan tetap dilaksanakan. “Kami tidak akan menghapus praktikum, karena pada dasarnya aspect akademis yang harus ditingkatkan adalah kognitif, afektif, dan psikomotor.Dan praktikum itu sebagai upaya untuk meningkatkan aspect psikomotor tersebut,” lanjutnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai panduan praktikum, Taufiqurrahman memaparkan bahwa untuk panduan praktikum sendiri sebenarnya sudah ada pada buku panduan yang diterima mahasiswa saat awal masuk STAIN. Untuk selanjutnya panduan praktikum akan diletakkan filenya di website STAIN dan bisa didownload secara gratis oleh mahasiswa.
Dari audiensi tersebut ada dua hal yang masih ditunggu perihal masalah berkas dan dokumen. Yang eprtama mengenai Rancangan Anggaran Pelaksanaan (RAP) LPM Activita tahun sebelumnya. Dan Atiqullah berjanji akan memberikannya 15 hari dari hari itu, yakni paling lambat tanggal 1 Mei 2013. Dan yang kedua mengenai edaran persenyawaan biaya praktikum dan biaya pendidikan (SPP). Dan akan diberikan satu bulan lagi oleh Taufiqurrahman. “Jika tidak terkategori dokumen negara maka akan saya sampaikan satu bulan dari sekarang. Namun jika ternyata termasuk dokumen negara, saya tidak berani karena terkait dengan hukum dan sumpah jabatan,” paparnya tentang dokumen yang diminta oleh peserta audiensi. Audiensi tersebut berakhir pada pukul 16.04.
Artikel ini telah dibaca 0 kali
Baca Lainnya
Trending di Liputan Khusus