UIN Madura After Rain; Kolam yang Tidak Diinginkan

Activita.co.id- Setiap hujan deras datang, kampus kita (UIN Madura) seolah mengalami transformasi ironis: dari pusat ilmu pengetahuan yang menjulang menjadi serangkaian “kolam renang” dadakan yang memutus akses. Genangan air yang terjadi berulang kali di titik-titik vital, seperti area parkir, depan Gedung Perkuliahan, atau jalan disekitaran UIN Madura. Bukan lagi masalah alam, melainkan cerminan nyata dari kegagalan perencanaan infrastruktur dan keteledoran pengelolaan kampus.

Masalah ini sudah berlangsung beberapa kali, namun pihak kampus tampaknya hanya menerapkan solusi kosmetik, bukan solusi fundamental. Genangan air ini bukan sekadar membuat sepatu basah; ia adalah penghambat serius bagi kegiatan akademik.

Mahasiswa datang ke kampus untuk belajar, bukan untuk bersusah payah mencari jalan kering atau menghindari percikan air kotor. Waktu berharga yang seharusnya digunakan untuk diskusi atau persiapan kelas terbuang sia-sia hanya untuk menavigasi medan berair. Bayangkan, seorang mahasiswa harus bersusah payah bertengkar dengan genangan air guna mendapatkan ilmu yang banyak, atau membatalkan pertemuan kelompok karena area yang disepakati menjadi tidak layak digunakan.

| Baca Juga: Bahasa Bersuara, Sastra Bercerita: HMPS TBIN Sukses Gelar Closing Ceremony Bulan Bahasa 2025

Lebih jauh, genangan air kotor adalah bom waktu bagi kesehatan. Alih-alih menjadi tempat nyaman untuk berdiskusi, Ia menciptakan lingkungan ideal bagi nyamuk dan kuman, serta meningkatkan risiko penyakit kulit. Dilihat dari sudut pandang keamanan, lapisan air menutupi lubang dan permukaan licin, menjadikannya bahaya serius bagi pejalan kaki dan pengendara motor.

Surat permohonan pemenuhan fasilitas kepada pihak civitas akademik kampus, guna sering-sering membanggakan proyek-proyek pembangunan gedung baru yang layak dan didukung oleh infrastruktur dasar yang berfungsi optimal.

Kami (mahasiswa) berharap agar anggaran dan perhatian segera dialihkan untuk melakukan rekonstruksi kampus secara menyeluruh dan melaksanakan perbaikan sistem pengelolaan air secara permanen. Prioritas kampus harus kembali pada penciptaan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan efisien. Jangan biarkan hujan terus-menerus menjadi penguji yang kejam bagi komitmen kampus terhadap kualitas lingkungan belajar mahasiswanya. (Yusril/Activita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *